ANALISIS EFISIENSI KERJA DARI LOKASI KERJA TAMBANG
A. Analisis Tempat Kerja
Agar pekerjaan
pemindahan tanah dan batuan dengan menggunakan alat mekanis dapat berjalan
dengan baik, teratur dan optimal, maka harus dipelajari dan diamati dengan
teliti kondisi kerjanya terlebih dahulu. Banyak faktor yang perlu diamati untuk
menganalisis tempat kerja alat mekanis, terutama untuk pekerjaan pemindahan
tanah mekanis di lokasi tambang, dimana faktor-faktor tersebut akan dijelaskan
pada sub-bab berikut ini :
1. Iklim
Iklim merupakan faktor yang
perlu diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja mesin
maupun operator, karena iklim sendiri dapat menghambat suatu pekerjaan di
lapangan, contohnya adalah ketika musim hujan, maka jam kerja akan terganggu, dan
hari-hari kerja akan lebih pendek sehingga mengakibatkan berkurangnya produksi,
atau sebaliknya jika pada musim kemarau maka akan terdapat banyak debu dijalan
tambang, maka perlu dilakukan penyiraman terhadap jalan tersebut, dan tentunya
dapat menghambat kegiatan penambangan yang sedang berlangsung. Selain itu iklim
juga berpengaruh terhadap kondisi material, dimana jika udara memiliki
kelembaban yang cukup tinggi atau pada saat musim hujan maka material akan
menjadi lengket dan sukar untuk digali terutama untuk material lempung.
Jika musim kemarau, jalan angkut menjadi kering dan
berdebu yang mengakibatkan jarak pandang operator terganggu sehingga kecepatan
alat angkut berkurang dan secara otomatis cycle
time bertambah. Sedangkan bila musim hujan tiba, kondisi material yang
seperti itu menyebabkan kondisi jalan produksi sangat basah dan licin bahkan
dapat menyebabkan operasi tertunda dikarenakan kondisi jalanan yang sangat
licin dan tidak memungkinkan untuk dilewati terutama untuk kondisi jalan yang berupa
tanjakan maupun turunan.
2. Keadaan
dan Geometri Jalan Angkut
Keadaan
jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat-alat angkut yang
dipakai. Bila jalur jalan baik alat angkut dapat bergerak lebih cepat. Hal ini
akan menentukan waktu edar (cycle time)
yang diperlukan untuk pengangkutan material yang tentunya akan berpengaruh
terhadap produksi alat yang digunakan.
Pembuatan sarana jalan mempunyai arti yang sangat
penting, baik jalan yang akan digunakan untuk pengangkutan bijih nikel ke stockpile maupun pengangkutan lapisan
penutup ke penimbunan (disposal).
Untuk itu perlu diperhitungkan geometri jalan yang akan dibuat.
2.1. Kemiringan Jalan
Kemiringan jalan adalah besarnya gaya berat yang melawan
atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, maka tahanan kemiringan
akan melawan gerak kendaraan sehingga memperbesar tractive effort atau
rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut
kemiringan negatif, maka tahanan kemiringannya akan membantu gerak kendaraan
artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan. Pada setiap alat terdapat kemampuan
atau daya tanjak, yang memungkinkan alat tersebut mampu beroperasi pada
kemiringan jalan tertentu.
2.2 Geometri Jalan Lurus
Untuk menentukan lebar jalan
minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih menurut “Aasho Manual Rural High Way Design” pada
jalan lurus di tepi kiri dan kanan jalan harus ditambah dengan setengah lebar
alat angkut
Rumus yang dipakai :
L (m) = n (Wt) + {(n + 1) (
x Wt)}...................................... (1)
Keterangan :
L(m) = lebar jalan angkut minimum, (m)
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat
angkut, (m)
2.3 Geometri Jalan pada Belokan
Penentuan lebar jalan didasarkan pada lebar lintasan
truk, yaitu lebar tonjolan kendaraan bagian depan dan bagian belakang pada saat
membelok. Lebar jalan angkut pada belokan selalu lebih besar daripada lebar
jalan lurus. Untuk jalur ganda, maka lebar minimum pada belokan didasarkan
atas:
1. Lebar jejak ban;
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat-angkut bagian depan dan Belakang pada saat membelok;
3. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan;
4. Jarak dari kedua tepi jalan
Rumus yang dipakai :
W = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C................................................. (2)
Z = (U + Fa + Fb) / 2............................................................. (3)
Keterangan:
W = lebar
jalan angkut pada belokan, (m)
U = lebar
jejak roda (center to center tires),
(m)
Fa = lebar
juntai (overhang) depan, (m)
Fb = lebar
juntai belakang, (m)
Z = lebar
bagian tepi jalan, (m)
C =
jarak antara kendaraan (total lateral
clearance), (m)
3. Faktor
Operator
Operator alat mekanis
merupakan faktor yang perlu diamati dan dinilai juga karena berkaitan dengan
efisiensi kerja yang akan berpengaruh terhadap produktivitas alat yang
dioperasikanya. Untuk menilai kerja operator digunakan metode westinghouse yang merupakan aplikasi tata cara kerja yang bertujuan untuk mengetahui batas dari waktu
hambatan terhadap waktu optimalnya. Menurut
westinghouse terdapat 4 (empat)
faktor penilaian untuk menilai kinerja operator di tempat kerja, di mana
faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Keterampilan
Keterampilan operator ditinjau dari pengamatan siklus
waktu (waktu tetap, waktu pemuatan, dan waktu edar) masing-masing alat mekanis.
Karena siklus waktu menunjukkan gambaran keterampilan operator dalam pengoperasian
alat. Semakin kecil siklus waktu maka semakin baik keterampilan operator
begitupun sebaliknya.
2. Usaha
Dalam usaha operator untuk melakukan pekerjaan dapat
dilihat dari effisiensi kerja operator, berapa persen waktu yang digunakan dari
waktu yang tersedia. Semakin besar efisiensi kerja operator, semakin besar pula
usaha yang dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang tersedia.
3. Kondisi Kerja
Kondisi kerja yang nyaman akan memberikan semangat dan
minat operator dalam melakukan pekerjaan semakin besar, sehingga usaha operator
dalam bekerja semakin meningkat, efisiensi kerja operator meningkat pula.
4. Konsistensi
Kestabilan operator dalam bekerja berkaitan erat
dengan kondisi fisik lingkungan kerja yang diterima operator. Kestabilan waktu
kerja operator dalam melakukan pekerjaan dapat dilihat dari efisiensi operator.
Konsistensi ini memberikan gambaran seberapa besar waktu yang digunakan dari
operator dalam bekerja selama waktu yang tersedia.
Tabel
1
Penyesuaian
Menurut Westinghouse
Faktor
|
Kelas
|
Simbol
|
Penyesuaian
|
Keterampilan
|
Sempurna
|
A1
|
+0,15
|
A2
|
+0,13
|
||
Sangat Baik
|
B1
|
+0,11
|
|
B2
|
+0,08
|
||
Baik
|
C1
|
+0,06
|
|
C2
|
+0,03
|
||
Rata – Rata
|
D
|
+0,00
|
|
Sedang
|
E1
|
-0,05
|
|
E2
|
-0,10
|
||
Kurang Baik
|
F1
|
-0,16
|
|
F2
|
-0,22
|
||
Usaha
|
Sempurna
|
A1
|
+0,13
|
A2
|
+0,12
|
||
Sangat Baik
|
B1
|
+0,10
|
|
B2
|
+0,08
|
||
Baik
|
C1
|
+0,05
|
|
C2
|
+0,02
|
||
Rata – Rata
|
D
|
+0,00
|
|
Sedang
|
E1
|
-0,04
|
|
E2
|
-0,08
|
||
Kurang Baik
|
F1
|
-0,12
|
|
F2
|
-0,17
|
||
Kondisi Kerja
|
Ideal
|
A
|
+0,06
|
Sangat Baik
|
B
|
+0,04
|
|
Baik
|
C
|
+0,02
|
|
Rata – Rata
|
D
|
+0,00
|
|
Sedang
|
E
|
-0,03
|
|
Kurang Baik
|
F
|
-0,07
|
|
Konsistensi
|
Ideal
|
A
|
+0,04
|
Sangat Baik
|
B
|
+0,03
|
|
Baik
|
C
|
+0,01
|
|
Rata – Rata
|
D
|
+0,00
|
|
Sedang
|
E
|
-0,02
|
|
Kurang Baik
|
F
|
-0,04
|
(Sumber
: Sutalaksana, 2006)
4. Kondisi Material
Setiap jenis tanah atau batuan pada dasarnya memiliki
sifat fisik dan mineralogi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu sebaiknya jika
akan melakukan perkejaan pemindahan tanah atau material dengan alat mekanis
maka harus diketahui terlebih dahulu jenis serta kondisi materialnya, seperti :
4.1 Ukuran
dan Bentuk Butir Material
Salah satu faktor penting dari material yang perlu
diamati adalah ukuran dan bentuk butir material tersebut, karena akan
berpengaruh terhadap banyaknya material untuk dapat menempati suatu ruangan
tertentu. Contohnya, jika material yang memiliki ukuran butiran yang halus
dengan bentuk butir yang bundar, maka volume material tersebut dapat hampir
sama dengan volume ruangan yang ditempatinya, karena tidak akan banyak terdapat
pori (void) pada tumpukan material
yang berada pada ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material dengan ukuran
yang kasar dan bentuk butir yang menyudut, maka volumenya akan lebih kecil dari
nilai volume ruangan yang ditempatinya karena akan terdapat banyak pori (void) pada tumpukan material yang berada
pada ruangan yang ditempatinya. Ukuran dan bentuk butir ini akan sangat
berpengaruh terhadap faktor pengisian bucket
(bucket fill factor) alat
gali-muat. Adapun pengelempokan ukuran butir material menurut Uden Wentworth, yang disebut dengan
skala Wentworth yang dapat dilihat pada (Tabel 3.2)
Tabel 2
Skala Wentworth
Diameter (mm)
|
Material
|
≥ 256
|
Bongkah
|
64
|
Berangkal
|
4
|
Kerakal
|
2
|
Kerikil
|
1
|
Pasir
sangat kasar
|
0,5
|
Pasir
kasar
|
0,25
|
Pasir
sedang
|
0,125
|
Pasir
halus
|
0,0625
|
Pasir
sangat halus
|
0,00395
|
Lanau
|
1/256
|
Lempung
|
(Sumber : C.K. Wentworth, 1922)
4.2 Kekerasan
Material
Kekerasan material adalah faktor lainnya yang penting
untuk diamati, karena akan berpengaruh juga terhadap kegiatan pemindahan
material dengan alat mekanis, dimana dengan diketahuinya kekerasan material
yang akan digali maka dapat ditentukan alat apa yang akan digunakan untuk
menggali atau memberaikan material tersebut. Karena tingkat kekerasan material
bervariasi, maka sering dilakukan pengelompokan material berdasarkan mudah atau
sukarnya material tersebut untuk digali dengan peralatan mekanis seperti
berikut ini :
1. Lunak (soft)
atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top soil,
pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), pasir lempungan (clayed
sand).
2. Agak keras atau medium
hard digging, misalnya tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).
3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
batu sabak (slate), material yang
kompak (compacted material), batuan sediman (sedimentary rock), konglomerat (conglomerate),
breksi (breccia).
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard
digging) atau batuan segar (fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali,
misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh
metamorphic rock).
Comments
Post a Comment